Jumat, 20 Agustus 2010

JUST FOR LOVE

Just for Love
Merry dan Kevin menjalin hubungan asmara mereka kurang lebih sudah 3 tahun lamanya semenjak keduanya menyelesaikan SMA. Berjalan bersama-sama mengarungi hidup ini merupakan keinginan mereka untuk mencapai kesempurnaan hubungan mereka. Merry seorang mahasiswa yang pintar,suka bergaul dan suka menolong sesama tanpa memandang status, begitu pula dengan Kevin seorang pekerja keras yang ulet dan rajin disebuah Bank Swasta.
Mengingat masa pacaran keduanya yang kelihatannya sudah matang, Kevin berniat untuk menikahi kekasih hatinya itu. Menunggu hal itu Merry pun membuat persiapan dirinya,mulai dari belajar memasak dan bersih-bersih rumah,dilakoninya hampir tiap hari, hal ini menunjukkan bahwa Merry ingin menjadi seorang calon istri yang baik dan tidak bergantung dengan dunia luar, ia ingin melayani suaminya semampu dia.
“Mer…secepatnya aku ingin melamar kamu, aku ingin sekali menikahimu, aku sudah nggak tahan untuk bisa hidup bersama denganmu karena aku sangat mencintaimu. Apa yang aku jalani sekarang semuanya untuk kebahagiaan kita berdua di masa depan. Aku sungguh menyayangimu, aku mempertaruhkan nyawaku untukmu seorang. Mungkin waktu kita untuk berdua terlalu sedikit, mengingat aku begitu sibuk dengan pekerjaanku, tapi semuanya itu aku lakukan demi masa depan kita dan keluarga kita kelak, lusa aku akan melamar kamu.. “Kevin memegang kedua pundak Merry dan tersenyum kearahnya,.
“Makasih Kevin, aku begitu tersentuh mendengar kata-katamu tadi. Aku tak bisa membayangkan gimana hidup kita kelak jika kita sudah menikah, aku ingin mempunyai keluarga kecil yang sederhana dan saling menyayangi satu sama lain,aku ingin menghabiskan semua waktuku bersama kamu,,,”
“Kenapa ngomong begitu Mer..aku yakin kita pasti akan bersama-sama sampai akhir hayat kita…”Kevin mencium dahi Merry dan memeluk erat kekasih hatinya itu.
Hari yang ditunggu-tunggu Merry akhirnya tiba, tepat hari Sabtu tanggal 3 Bulan Desember di tahun yang berjalan, Kevin melamar kekasih hatinya itu. Sungguh bahagia perasaan Merry akan dipersunting orang yang dicintainya. Tak hanya seorang Merry, Kevin pun merasakan hal yang sama, tanggal pernikahan pun telah ditetapkan tanggal 10 Januari tahun yang akan datang. Dihari-hari yang akan mereka lalui ini mereka mencoba untuk tetap berpikir positif menunggu Hari H nanti, segala macam tantangan pun mulai mendekati mereka, hal yang paling ditakuti pun berkali-kali menghampiri mereka, tapi mereka dapat mengatasinya, sungguh pasangan yang memegang komitmen kuat yang bisa menahan emosi masing-masing.
Tanggal 7 Desember merupakan hari yang indah untuk keluarga Merry, dan untuk Merry sendiri, hari dimana ia berusia 21 tahun. Tak ada pesta, tak ada kemeriahan, hanya doa syukur kepada yang kuasa yang Merry panjatkan di hari bahagianya itu. Merry yang seorang Katolik mengunjungi sebuah kapel dan berdoa didepan patung Bunda Maria.,.Sungguh bahagia perasaannya hari ini bisa berbagi dengan anak-anak yatim piatu. Pekerjaan Kevin yang membuatnya untuk tak bisa mendampingi kekasih hatinya disaat merayakan Ulang tahunnya. Kembali dari perjalanannya mengunjungi anak yatim, Merry ditimpa musibah, Tubuhnya jatuh di rerumputan depan rumahnya, mengeluarkan darah segar dari hidung dan telinganya. Seketika tubuh mungil Merry terlihat mengerikan, Githa adik Merry satu-satunya saksi. Merry Tak sadarkan diri sampai dirinya kini terbaring kaku tak berdaya di ruang ICU (Intensive Care Unit)sebuah Rumah Sakit swasta.. Keluarga Merry dengan sabar dan tabah mendampingi Merrry yang kini belum sadar dari pingsannya. Kevin pun tiba ditempat dengan detakan jantung yang begitu cepat tak berhenti.
“Merry…”sahutnya sambil memeluk Merry yang pucat, dingin dan kaku
“Merry, Happy Birthday….”Kevin menarik napas dan menitikkan airmatanya
“Merry , maaf, aku tak bisa mendampingimu dihari bahagia ini, tapi aku berjanji untuk bisa menemanimu disaat seperti ini, Merry aku sayang kamu,…buka matamu untuk aku Merry. Aku punya kado untukmu. “Sebuah kalung emas dipasangkan ke leher Merry yang kini sedang terbaring kaku. Suasana diruang itu begitu sedu, terisak melihat kedua pasang kekasih yang saling mencintai.
“Merry…bangun dong, aku sudah ada disisimu,,,”Kevin tak bisa menahan tangisnya sampai dia harus membasahi tangan Merry, tapi rasa sayangnya pada Merry membuatnya tetap bertahan disamping Merry.
******************************
Kevin akhirnya meminta cuti kerja karena Merry kekasih hatinya sedang sakit,dan dia harus berada disamping Merry setiap harinya.
“Merry…ni makan ya,,aku suapin..” Kevin melayangkan sebuah sendok ke mulutnya Merry
Tubuh Merry terlihat kurus dan masih pucat pasi. Keceriaan diwajahnya hilang seketika, hanyalah wajah seorang cewek yang memohon sesuatu.
“Vin, kenapa pagi-pagi begini kamu sudah di Rumah Sakit..”Kata Merry disela-sela makan paginya…
“Bukankah seharusnya kamu kerja?”Merry memandang wajah Kevin dengan muram menahan rasa sakit
“Aku sudah meminta izin di kantor, aku nggak mau kamu sendirian, dan tugasku harus merawatmu..”
“Nggak pa pa Vin, ada mama dan keluargku yang bisa mengurusku, kamu harus kerja, cari duit untuk tabungan dimasa depan, lagipula aku belum kerja jadi belum bisa menabung..”
“Mer,,duit mudah untuk dicari..tapi kesehatan sangat mahal dan kehadiran seseorang lebih berarti untuk kesembuhanmu…”
Airmata membasahi wajah Merry.
“Vin memangnya aku sakit apa sich?kenapa badanku lemah begini dan tak bisa berbuat apa-apa..Kenapa Vin?”
“Merry, kamu nggak perlu tahu kamu sakit apa, kamu cukup istirahat saja supaya bisa cepat sembuh, sampai di hari pernikahan kita, sekarang sudah tanggal 15,. Tak lama lagi tahun ini akan berakhir dan kita akan dipersatukan dalam pernikahan yang Kudus di Gereja,.”
Merry mencoba untuk senyum, tapi terlalu berat untuk memperlihatkan wajah cerianya.
“Vin, aku…hueeeee…ahahakkkkahahkkk…..”Mulut Merry berdarah,, dia mengeluarkan darah lagi, kemudian hidung dan teliganya juga mengeluarkan darah, tak hanya itu juga semua lubang di tubuh Merry mengeluarkan darah.…Seketika juga Ia Drop…Kevin langsung memanggil Dokter untuk melihat keadaan Merry.
Peristiwa yang dilewatinya itu tak pernah hilang dari pikirannya, tak bisa membayangkan Merry harus menderita penyakit yang begitu berat dan menyakitkan, badannya kini kurus tak keruan seperti tak terurus.,membuat orang yang melihatnya tak mengenalinya lagi.
“Sebenarnya Merry sakit apa?”Pertanyaan itu selalu membekas dibenaknya Kevin
Tanggal 23 Desember, Kondisi Merry terlihat sedikit membaik..Merry terlihat lebih baik lagi dari hari-hari yang sudah mereka lewati di Rumah Sakit..
“Merry, kamu sudah baikan?”Tanya Kevin disela-sela pembicaraan mereka sore itu,
“Iya, aku udah sedikit baikan,, tapi masih agak lemah..”
“Kamu khan belum sembuh beneran jadi masih agak lemah..kamu harus banyak istirahat biar cepat sembuh dan bisa ngerayain natal di rumah…”
“Iya,…”sahut Merry sambil mencoba tersenyum
“Vin bisakah seminggu saja kamu tidak menelponku, dan tidak mengunjungiku?”
“Merry?kenapa kamu berkata begitu?aku tak bisa kalau seperti itu, kenapa harus begitu Merry.”
“Vin, kali ini saja aku memohon padamu..”
Kevin terlihat berpikir sejenak, dan terlihat tidak senang dengan kata-kata Merry barusan.
“Merry, kenapa disaat-saat seperti ini kamu harus berkata begitu,aku ingin bersama-sama denganmu, setiap hari kuhabiskan waktu untuk bisa bersama denganmu untuk menjalani hari-hari ini, tanpa senyuman darimu aku merasa hampa, saat ini kamu lagi sakit Merry, dan aku tak mau meninggalkan kamu sendiri dalam keadaan seperti ini, cukup sudah aku tak bisa bersamamu di hari ulang tahunmu, dan aku tak mau mengulangi hal itu..”
“Vin aku sayang kamu dan selalu menyayangimu, aku tak mau kehilanganmu, tapi untuk saat ini aku ingin demikian,..sudah 3 tahun kita menghabiskan waktu bersama, hanya seminggu saja waktu yang kuminta..kumohon Kevin…”Merry tak bisa menahan airmatanya lagi.
“Aku tak tahu ada apa denganmu Merry, tapi aku tak mau melihatmu menangis lagi, aku tak mau melihatmu sedih, walalu berat hati ini, aku akan menuruti keinginanmu…”
************************
Sudah seminggu berjalan sejak Merry mengajukan permohonan pada Kevin. Sekarang tibalah saatnya Kevin menemui kekasih hatinya itu yang kini masih terbaring di Rumah Sakit. Tepat tanggal 31 Desember Bukan sesuatu yang menyenangkan yang dijumpainya setelah seminggu tidak menghubungi kekasih hatinya itu, tapi sesuatu yang diluar dugaan, Merry kini terbaring kaku lagi tak berdaya dengan sejumlah alat yang dipasangi dibagian tubuhnya, monitor perekam jantung, tabung oksigen untuk membantu pernapasannya dan yang lainnya yang tak kuketahui. Ruangan itu terlihat sedih, terlihat murung tak ada keceriaan, seperti menunggu sesuatu yang akan terjadi.mata Merry tertutup rapat, Papanya kini terbaring di tempat duduk menjaga sepanjang hari dikamar bernomor 69 lantai 2 Rumash sakit itu,Mamanya tak henti memegang tangan putrinya yang kini terbaring tak berdaya..Kevin tak bisa diam melihat keadan itu. Langkah kakinya begitu cepat dan seketika mendarat cepat disamping Merry,…
“Merry…”sahut Kevin sambil menitikkan airmatanya
Dengan napas tersendat-sendat, perlahan-lahan Merry membuka matanya
“Merrry, aku sudah mengikuti semua keinginanmu dan sekarang aku tak ingin lagi jauh darimu.”Kata Kevin sambil terus memegangi tangan kekasih hatinya itu.
“Vin, terima kasih banyak, karena kamu sudah melaksanakannya demi aku…”kata Merry tersendat-sendat
“Seminggu saja kamu bisa tanpa aku, dan aku yakin kalau kamu pasti bisa tanpa aku sepanjang hidupmu nanti..”
“Merry kenapa berkata seperti itu, aku tersiksa dengan keadanku seperti ini , aku tak bisa tanpamu. Kenapa kamu ngomong yang nggak-nggak..cukup Merry..”
“Vin, aku tak bisa hidup lama didunia ini, aku tak bisa bersama-sama denganmu untuk melanjutkan hidup.. Aku penderita Leukimia Kevin, hidupku tinggal dihitung jam, aku tak tahu apa yang akan terjadi padaku sebentar, tapi aku sudah mencoba untuk siap akan hal ini…Aku yakin kamu bisa tanpa aku…”
“Merry, kenapa kamu tidak ngomong kepadaku tentang ini,,,kenapa kamu menyembunyikannya dariku, kenapa waktu kita harus berkurang seminggu lebih cepat?kenapa harus demikian yang terjadi pada kita Merry? Kenapa kamu mengetes aku seperti ini,,,,Aku sayang kamu Merry dan aku tak mau kehilangan kamu..”
“Vin, aku tahu aku memang tak bisa hidup berlama-lama denganmu dan aku tersiksa dengan keadaanku ini, aku tak bisa berbuat apa-apa lagi,aku hanya ingin kamu bahagia bila tanpa aku disampingmu, Seminggu telah kau lewati tanpa aku,. Aku yakin kamu bisa tanpa aku sepanjang hidupmu.. Maafkan aku yang seperti ini dan tak berdaya, aku sayang kamu selalu dan selamanya. Semua yang kulakukan padamu Hanya untuk cinta kita…”Merry menghembuskan napasnya terakhir,,,dengan airmata yang melekat di pipinya..
“Merry,,,,,aku sayang kamu, aku mencintaimu selalu, I Love U Merry…..” (THE END)
20 Agustus 2010

Tidak ada komentar: